Blog Ini Bukan Sebagai Acuan Namun Sebagai Gambaran

Senin, 19 Juli 2010

Urolitiasis

Definisi Kasus

Urolitiasis merupakan salah satu penyakit yang salah satu gejalanya adalah pembentukan batu didalam saluran kemih.

Etiologi

1. Proses Absorbsi
  • Peningkatan Absorbsi calcium di usus
  • Kelaianan reabsorbsi tubulus terhadap kalsium
  • Peningkatan pembentukan vitamin D dan hypophosphatemia.
2. Infeksi
  • Perubahan pH urine
  • Urine splinting terutama sari E. coli proteus staphylococus streptococcus
3. Pemenuhan kebutuhan air
4. Urine statis
5. Kronik gout ( penimbunan asam urat )
6. Klien imobil

Patofisiologi Urolitiasis


Sumbatan saluran kemih bisa terjadi dimana saja mulai
kaliks renalis sampai pada meatus urethra


Obstruksi salah satu bagian system perkemihan menyebarkan tekanan yang dapat mengakibatkan kerusakan fungsional dan anatomi kepada jaringan parenkim ginjal


Bila ada sumbatan maka urine akan terkumpul di belakang sumbatan yang menimbulkan pelebaran pada strukturnya

Otot-otot daerah aferen berkontraksi untuk mendorong urine dari tempat yang tersumbat

Penyumbatan sebagian menyebabkan dilatasi yang lamban kepada struktur didepan penyumbatan tanpa gangguan fungsional

Tapi bila obstruksi meningkat, maka peningkatan tekanan pada system tubulus dibelakang obstruksi menimbulkan aliran balik urine dan melebarkan ureter ( hydroureter )


Aliran balik bisa sampai kepelvis renalis dan menimbulkan pelebaran pelvis atau hydroneprosis


Tekanan yang meningkat pada pelvis renalis berdampak kerusakan pada jaringan ginjal dan menimbulkan kegagalan ginjal


Adanya obsruksi, aliran urine akan menurun sehingga akan terjadi stagnansi urine yang merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme yang akan menyebabkan infeksi


Obstruksi saluran kemih bagian bawah menyebabkan distensi vesika urinaria

Bila distensi berlangsung lama maka serabut-serabut otot menjadi hypertrhopy dan divertikel


Karena divertikulum menahan urine yang stagnansi, oleh karena itu infeksi sering timbul


Dapat terbentuk batu



Manifestasi klinik

1. Tanda dan gejala batu saluran kemih ditentukan oleh letak, besarnya batu dan morfologinya.
2. Gejala umum berupa hematuria
3. Bila disertai infeksi saluran kemih, dapat ditentukan kelainan endapan urine, demam dan tanda sistemik yang lain.

Pemeriksaan penunjang

1. Melalui px. Radiologi akan tampak batu.
2. Pemeriksaan kalsium, phosphor, asam urat, creatinin, pH, serum
3. Kadang ditemukan partikel kecil didalam urine
4. IVP akan memperlihatkan dilatasi uretet diatas obstruksi
5. Urinalisis akan memperlihatkan adanya sel-sel darah merah dan terkadang mineral-mineral pembentuk batu menjadi urine 24 jam

Penatalaksanaan Medik

1. Percutaneus Nephrostomy Nephroscop di insersi pada nephrostomy masuk kedaerah parenkim gijnal dimana batu dapat diekstraksi dengan forcep.
2. Percutaneus Ultrasonic Litrotripsi
- alat ultrasonic ini yang digunakan untuk menghancurkan batu ginjal
- anasteti local :
* Lokasi batu ditentukan dengan fluoroscopy
* Neproskop di insersikan percutaneus
* Batu diekstraksi dengan forcep ( bila batu tidak bisa diangkat )
*Alat ultrasonic di insersikan untuk memecahkan batu
* Pecahan – pecahan batu diangkat dengan dibilas dan di suvtion.
3. Extracorporal Shock Wave Lithotripsi
4. Cystoscopy
5. Operasi

RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi
1 Gangguan rasa nyaman nyeri pinggang b.d adanya batu Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Klien mengatakan secara verbal adanya penurunan nyeri dan akan menunjukkan ekspresi wajah yang relax serta tidak gelisah 1.Kaji klasifikasi nyeri ( PQRST )
2. Beri penghangat pd area pinggang.
3. Berikan support emosional pd klien sampai rasa nyeri menurun
4. Jelaskan penyebab nyeri : cemas berkurang
5. Bantu klien menemukan posisi
6. Ajarkan klien tehnik relaksasi/distraksi
7. Ciptakan lingkungan tenang

2. Gangguan pola eliminasi urine b.d adanya obsrtuksi system urinary Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Klien dapat mengosongkan vesika urinaria secara normal ( sesuai pola ) 1.Monitor dan catat dysuria, frekuensi BAK, hematuria
2. Ukur urine output
3. Dorong untuk minum
> 3000 cc/hr
4. Ajarkan dan instruksikan klien untuk mengumpulkan urine.
5. Kolaborasikan dalam pemberian obat-obatan sesuai program

3. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi penyakit d.b tidak mengenal sumber informasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien dapat mengetahui tentang kondisi penyakitnya 1. Diskusikan program obat – obatan
2. Mendengar secara aktif tentang program terapi/perubahan pola hidup.
3. Identifikasi tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi medic contoh : nyeri berulang, hematuria, oligouria.


DAFTAR PUSTAKA

Suddarth & Brunner. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Mansoer Arief, Dkk.2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius
Doenges, Marlynn.2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC