Blog Ini Bukan Sebagai Acuan Namun Sebagai Gambaran

Sabtu, 05 Maret 2011

Metode Keperawatan Primer

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Penugasan pekerjaan dalam pemanfaatan tenaga keperawatan di Rumah sakit adalah keterampilan yang dikembangkan oleh perawat, pengelola oleh nanajer unit berdasarkan pengetahuan megenai kebutuhan keperawatan pasien dan pengetahuan kemampuan staf termasuk jenis-jenis kategori tenaga yang ada. Beberapa metode yang digunakan dalam perencanaan pelayanan keperawatan dalam unit tergantung misi, falsafah dan tujuan serta model keperawatan yang dianut.
Asuhan keperawatan merupakan titik sentral dalam pelayanan keperawatan, oleh karena itu manajemen asuhan keperawatan yang benar akan meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan.
Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk memandirikan pasien sehingga dapat berfungsi secara optimal. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan manajemen asuhan keperawatan yang profesional, dan salah satu faktor yang menentukan dalam manajemen tersebut adalah bagaimana asuhan keperawatan diberikan oleh perawat melalui berbagai pendekatan model asuhan keperawatan yang diberikan.
Penetapan dan keberhasilan model pemberian asuhan keperawatan yang digunakan di suatu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah bagaimana pemahaman perawat tentang model-model asuhan keperawatan tersebut.
Dalam makalah ini akan dijelaskan 6 model dalam asuhan keperawatan yang telah dikenal dan sering digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan sebagai berikut.


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. PENUGASAN DALAM KEPERAWATAN
Dalam pelaksanaan praktek keperawatan, akan selalu menggunakan salah satu metode pendekatan :

2.1.1. Metode Perawatan Primer



Perawatan primer Adalah pemberian askep yang ditandai dengan keterikatan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan askep selama pasien dirawat.

Dengan berkembangnya Ilmu Keperawatan dn berbagai ilmu dalam bidang kesehatan, serta meningkatknya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang bermutu tinggi, dengan didasarkan bahwa pemberian asuhan keperawatan model tim masih mempunyai beberapa kekurangan, maka berdasarkan studi, para pakar keperawatan mengembangkan model pemberian asuhan keperawatan yang terbaru yaitu Model Primer (Primary Nursing). Dan perawat yang melaksanakan asuhan keperawatan disebut sebagai “Primary Nurse”.

Tujuan dari Model Primer adalah terdapatnya kontinuitas keperawatan yang dilakukan secara komprehensif dan dapat dipertanggung jawabkan. Penugasan yang diberikan kepada Primary Nurse atas pasien yang dirawat dimulai sejak pasien masuk ke rumah sakit yang didasarkan kepada kebutuhan pasien atau masalah keperawatan yang disesuaikan dengan kemampuan Primary Nurse. Setiap primary nurse mempunyai 4-6 pasien dan bertanggung jawab selama 24 jam selama pasien dirawat. Primary Nurse akan melakukan pengkajian secara komprehensif dan merencanakan asuhan keperawatan. Selama bertugas ia akan melakukan berbagai kegiatan sesuai dengan masalah dan kebutuhan pasien.
Demikian pula pasien, keluarga, staff medik dan staf keperawatan akan mengetahui bahwa pasien tertentu merupakan tanggung jawab primary nurse tertentu. Dia bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan asuhan keperawatan dan dia juga akan merencanakan pemulangan pasien atau rujukan bila diperlukan.

Jika primary nurse tidak bertugas, kelanjutan asuhan keperawatan didelegasikan kepada perawat lain yang disebut “associate nurse”. Primary nurse bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan yang diterima pasien dan menginformasikan tentang keadaan pasien kepada Kepala Ruangan, dokter dan staf keperawatan lainnya. Kepala Ruangan tidak perlu mengecek satu persatu pasien, tetapi dapat mengevaluasi secara menyeluruh tentang aktivitas pelayanan yang diberikan kepada semua pasien.

Seorang primary nurse bukan hanya mempunyai kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan tetapi juga mempunyai kewenangan untuk melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial masyarakat, membuat jadual perjanjian klinik, mengadakan kunjungan rumah dan sebagainya. Dengan diberikannya kewenangan tersebut, maka dituntut akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil pelayanan yang diberikan. Primary Nurse berperan sebagai advokat pasien terhadap birokrasi rumah sakit.

Kepuasan yang dirasakan pasien dalam model primer adalah pasien merasa dimanusiawikan karena pasien terpenuhi kebutuhannya secara individual dengan asuhan keperawatan yang bermutu dan tercapainya pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi dan advokasi. Kepuasan yang dirasakan oleh Primary Nurse adalah tercapainya hasil berupa kemampuan yang tinggi terletak pada kemampuan supervisi. Staf medis juga merasakan kepuasannya dengan model primer ini, karena senantiasa informasi tentang kondisi pasien selalu mutakhir dan laporan pasien komprehensif, sedangkan pada model Fungsional dan Tim informasi diperoleh dari beberapa perawat. Untuk pihak rumah sakit keuntungan yang dapat diperoleh adalah rumah sakit tidak perlu mempekerjakan terlalu banyak tenaga keperawatan, tetapi tenaga yang ada harus berkualitas tinggi.

Dalam menetapkan seorang menjadi Primary Nurse perlu berhati-hati karena memerlukan beberapa kriteria, diantaranya dalam menetapkan kemampuan asertif, self direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik, akuntabel serta mampu berkolaborasi dengan baik antar berbagai disiplin ilmu. Di negara maju pada umumnya perawat yang ditunjuk sebagai primary nurse adalah seorang Clinical Specialist yang mempunyai kualifikasi Master.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa Model Primer dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan bila dibandingkan dengan Model Tim, karena:
o Hanya satu perawat yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat dalam perencanaan dan koordinasi asuhan keperawatan.
o Jangkauan observasi setiap perawat hanya 4 - 6 pasien bila dibandingkan dengan 10-20 orang pada setiap tim.
o Perawat Primer bertanggung jawab selama 24 jam.
o Rencana pulang pasien dapat diberikan lebih awal.
o Rencana keperawatan dan rencana medik dapat berjalan paralel.





2.1.2. Diagram Model Primer
Diagram 4. Model Primer

KEPALA RUANGAN
PASIEN-PASIEN
PRIMARY NURSE
DOKTER
PENUNJANG
SHIFT PAGI
SHIFT MALAM
SHIFT SORE

Tugas perawat primer adalah :
o Menerima pasien mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.
o Mengkaji kebutuhan
o Membuat tujuan, rencana, pelaksanaan keperawatan
o Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas.
o Mengkomunikasikan dan mengkoordinasi pelayanan yang diberikan oleh disiplin lain maupun perawat lain.
o Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
o Menerima dan menyesuaikan rencana
o menyiapkan penyuluhan pulang
o Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial dimasyarakat.
o Membuat jadwal perjanjian klinik.
o Mengadakan kunjungan rumah.


Konsep dasar :
1. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat
2. Ada otonomi
3. Ada keterlibatan pasien dan keluarganya

Ketenagaan :
1. Setiap perawat primer adalah perawat bed. side.
2. Beban kasus pasien maksimal 4 - 6 pasien untuk 1 perawat
3. Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal.
4. Perawat primer dibantu oleh perawat profesional lain maupun non profesional sebagai perawat asisten.

Kepala bangsal :
1. Sebagai konsultan dan pengendali mtu perawat primer
2. Orientasi dan merencanaka karyawan baru.
3. Menyusun jadwal dinas
4. Memberi penugasan pada perawat asisten.

Kelebihan dari metode perawat primer ini adalah :
o Mendorong kemandirian perawat : Perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan pengembangan diri.
o Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat
o Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter dan rumah sakit (Gillies, 1989). Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa dimanusiawikan karena terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu asuhan yang diberikan bermutu tinggi dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi dan advokasi. Dokter juga merasakan kepuasan dengan model primer karena senantiasa mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang selalu diperbarui dan komprehensif.

Sedangkan kelemahannya/kekurangannya adalah :
o Perlu kualitas dan
o kuantitas tenaga perawat
o SDM belum memadai
o Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik, akontable, serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin.




















BAB III
KESIMPULAN

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan haruslah ada suatu metode penugasan yang dapat menyokong keberhasilan asuhan yang diberikan, untuk itu maka digunakan berbagai macam metode penugsan contoh :
1. Metode perawatan primer. Askep yang diberikan dilaksanakan oleh seorang perawat yang melayani kepentingan pasien dari datang sampai pulang dan maksimal 6 orang pasien yang dilayani. Diperlukan tenaga bantuan/perawt pembantu/asisten.
2. Konsep dasar :
o Ada tanggung jawab dan tanggung gugat
o Ada otonomi
o Ada keterlibatan pasien dan keluarganya
3. Ketenagaan :
• Setiap perawat primer adalah perawat bed. side.
• Beban kasus pasien maksimal 4 - 6 pasien untuk 1 perawat
• Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal.
• Perawat primer dibantu oleh perawat profesional lain maupun non profesional sebagai perawat asisten.
4. Kepala bangsal :
o Sebagai konsultan dan pengendali mtu perawat primer
o Orientasi dan merencanaka karyawan baru.
o Menyusun jadwal dinas
o Memberi penugasan pada perawat asisten.
5. Kelebihan :
o Mendorong kemandirian perawat : Perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan pengembangan diri.
o Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat
o Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter dan rumah sakit (Gillies, 1989). Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa dimanusiawikan karena terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu asuhan yang diberikan bermutu tinggi dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi dan advokasi. Dokter juga merasakan kepuasan dengan model primer karena senantiasa mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang selalu diperbarui dan komprehensif.
6. Kekurangan:
o Perlu kualitas dan
o kuantitas tenaga perawat
o SDM belum memadai
o Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik, akontable, serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin.















DAFTAR PUSTAKA


Naskah .Lengkap Kursus Manajemen Keperawatan Rumah pasca kongres persi 1990, Ikatan Rumah SakitJakarta Metropolltan.

Lokakarya Kepala Bangsal Keperawatan, pusat pengembangan Keperawatan Corulus, Jakarta, 1993

http://ibnurusdi.wordpress.com/2008/04/06/model-pemberian-asuhan-keperawatan/

http://www.dinkestabalong.web.id/?p=105